SELAMAT DATANG...

... selamat datang ke ONE STOP CRAFT.... blog yang menjadi tempat saya menyuntik inspirasi untuk lebih kreatif, aktif, produktif, dan inovatif, tidak hanya untuk diri pribadi, tetapi juga untuk semua yang meminati ketrampilan (craft) ....

Wednesday, December 9, 2015

BAGAIMANA SIH MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK YANG KITA BUAT....???

Menentukan harga sebuah produk yang dihasilkan sering mendatangkan dilema bagi seorang perajin/crafter.  Beberapa waktu yang lalu, berawal dari postingan sebuah link inspiratif di fan page Onestopcraft dan di sini link postingannya, terjadilah diskusi menarik di FB pribadi saya. 


Link inspiratif itu bisa dilihat di sini.

Dari link tersebut dijelaskan bahwa harga produk yang kita hasilkan adalah berdasarkan formula:

Bahan + Tenaga Kerja + Beban + Laba = Grosir x 2 = Eceran 




Sumber Gambar dari Google


Sementara dari hasil diskusi di FB, didapat satu formula baru, yang disampaikan oleh teman saya, Maulana Kamal, yang saat ini sedang menyelesaikan program doktoralnya di UIA, Gombak, dalam bidang Islamic Accounting. (Screenshoot lengkap perbincangan itu dapat dilihat pada Gambar 1-8 di akhir postingan ini).  Menurut beliau, rumus yang lebih tepat adalah:

Bahan + Tenaga Kerja + Beban = Harga Pokok Penjualan + Laba = Harga Jual

Formula kedua ini ternyata sesuai dengan apa yang saya lakukan selama ini. Tapi, ada sedikit penekanan yang diberikan oleh Pak Maulana, bahwasannya profit/laba yang diambil tidak boleh 2 kali lipat dari harga pokok/modal produk (Gambar 2).  Menurut beliau Islam melarangnya & ada hadist shahih yang mendukungnya.  Saya berusaha mencari literatur rujukan, diantaranya dari buku Hadist Shahih Bukhari dan Muslim, tapi tidak menemukannya. 

Untuk maksud melengkapkan tulisan ini, maka beberapa waktu lalu saya menghubungi beliau lagi bagi menanyakan hadist yang dimaksudkan itu. Setelah beliau merujuk kembali hadist tersebut, ternyata penentuan keuntungan tidak boleh 2 kali lipat berlaku hanya untuk "penjual antara", yaitu penjual yang membeli dan selanjutnya menjual kembali. Ternyata ada disebutkan juga dalam perbincangan di FB itu.  Bisa dirujuk di Gambar 4. Hal ini sesuai juga dengan apa yang saya perolehi dari hasil studi literatur kecil-kecilan yang saya lakukan.

Ada beberapa poin penting perdagangan dalam Islam yang harus diperhatikan. Dari hasil membaca beberapa literatur, dapat disimpulkan bahwa:
- Jual beli harus terjadi karena suka sama suka. 
- Tidak ada ketentuan untuk menentukan berapa profit yang kita tetapkan.
- Harga yang ditetapkan harus wajar dengan mempertimbangkan beberapa faktor (akan dijelaskan lebih lanjut di bawah).
- Harus ada akad di setiap proses jual beli yang diadakan. Baca perbincangannya di Gambar 2 dan 3.

==========

Berikut ini penjelasan tentang setiap bagian dari rumus yang dijelaskan di atas:

Bahan adalah semua material pokok yang kita gunakan untuk membuat sebuah produk dari yang terkecil sampai terbesar. Misalnya untuk produk jaitan, kita perlu menentukan berapa harga benang yang kita gunakan sampai ke pembungkusan, apabila produk tersebut perlu dikirim dengan jasa pengiriman.

Tenaga Kerja adalah  upah yang harus kita berikan kepada orang yang menyiapkan produk tersebut. Dalam hal ini, kita juga perlu menggaji diri kita sendiri, jika sekiranya kitalah yang menyiapkan keseluruhan produk tersebut. 


Dari diskusi di FB, didapati teman-teman sering  tidak memasukkan upah untuk diri sendiri.  Padahal apabila produk yang dihasilkan perlu bantuan orang lain untuk menyelesaikannya, kita akan mengupah orang tersebut dengan biaya yang sesuai...^^

Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan mengikuti Seminar Millionare Mind Intensive by T. Harv Eker. Dalam seminar tersebut diterangkan bahwa aturan pertama untuk kesejahteraan/kekayaan adalah "PAY YOUR SELF FIRST". Untuk lebih detailnya saya akan coba tuliskan nanti di blog pribadi saya. Kesimpulan mudahnya dalam hal ini adalah kita harus dan jangan lupa untuk mengupah diri sendiri terlebih dahulu.

Di Gambar 4 saya terangkan sedikit bagaimana caranya menentukan upah. Upah sangat tergantung pada tingkat kesulitan, yang kemudian akan  berkaitan dengan lama waktu pengerjaan sesuatu produk. Semakin sulit biasanya semakin banyak waktu yang diperlukan. Untuk menghitung nominalnya dapat dihitung berdasarkan upah per jamnya. Jadi kalau produk mampu diselesaikan dalam masa 4 jam, misalnya, kemudian kalikan dengan upah per jam yang telah kita tetapkan sebelumnya. 

Beban adalah biaya-biaya lain yang perlu dikira disamping biaya material pokok. Didalam biaya beban, termasuklah listrik yang kita gunakan apabila kita menggunakan mesin jahit misalnya, atau setrika. Bensin atau ongkos angkot saat kita membeli bahan-bahan atau mengirimkan produk, juga termasuk di bagian ini. 

Penghitungan harus masuk akal yaa...jangan sampai kita menambah-nambah sendiri, sehingga harga produk akhir nanti juga akan berpengaruh. Misalnya bensin, kalau kita isi bensin motor atau mobil kita 1 liter, sementara penggunaan tidak sampai seliter, saat kita pergi membeli bahan-bahan, maka kita letakkan harga beban ini juga kurang dari seliter...hehhehe. Kita dituntut untuk jujur dalam berniaga..!!! Itu terpenting...!!! 

Laba adalah keuntungan yang kita inginkan. Menurut link rujukan di atas, besarnya laba yang kita tetapkan sangat tergantung dari tingkat kesulitan menyelesaikan produk tersebut.  Disamping itu jenis produk yang kita hasilkan juga sangat menentukan angka laba yang wajar. Semua tergantung pada diri sendiri. 

==========

Harga barang hasil kerajinan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua pihak, tanpa terikat pada harga pokok yang dihasilkan. Jadi kesimpulannya, kalau kita ingin mengambil laba/keuntungan lebih dari 2 kali harga pokok pun, tetap dibenarkan, asalkan dipersetujui kedua belah pihak. Persetujuan terjadi apabila proses jual beli terlaksana. 

Ok...demikian penjelasan yang dapat saya rangkumkan untuk postingan tentang bagaimana sebenarnya kita menentukan harga produk kerajinan yang kita hasilkan secara sederhana dan mudah. Di bawah ini adalah gambar-gambar dari screen shoot hasil perbincangan menarik di FB, yang akhirnya saya jadikan tulisan di blog ini. Semoga tulisan ini bisa menjadi salah satu rujukan buat teman-teman yang masih bingung menentukan harga dari kreasi-kreasi yang dibuat.












Sunday, May 24, 2015

CARA MEMBUAT BISBAN SENDIRI (2)

Salam semua...^^

Lama sekali tidak menulis di blog ini..nyaris penuh sarang laba-laba nii...hehheeh. Ok..hari ini dalam rangka menantang diri sendiri untuk One Day One Article di blog..saya kembali menulis. Memenuhi janji dengan teman-teman juga yang ingin tahu kelanjutan dari cara membuat bisban sendiri, maka hari ini saya mulai menyelesaikan janji-janji tersebut. Walaupun ramai teman-teman yang telah menulis dan membuat tutorial tentang ini, tapi saya tetap akan menuliskannya juga sebagai arsip untuk diri sendiri...^^ 

Ok..kita mulai yaa....bahagian kedua tulisan tentang bisban ini adalah cara membuat bisban lengkung (bias tape). Bisban lengkung biasa kita gunakan untuk menutupi bagian-bagian yang berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran. Seperti beberapa kreasi di bawah ini:

contoh pemakaian bisban melengkung
contoh pemakaian bisban melengkung

Mengapa kita perlu menggunakan bisban lengkung untuk kreasi yang berbentuk demikian? Karena pemotongan kain untuk jenis bisban ini adalah mengikut arah diagonal kain atau arah serong/miring kain, jadi saat digunakan, bisban akan sangat mudah mengikuti bentuk melengkung dari kreasi yang kita buat, lebih luwes dan lebih elastis.

Sebaliknya jika kita menggunakan bisban yang lurus untuk jahitan melengkung, maka hasil yang akan diperoleh jauh dari memuaskan. Biasanya akan terjadi banyak kedutan-kedutan di berbagai tempat, karena kain yang dipotong lurus tidak mudah mengikuti bentuk lengkungan.

Ok...untuk lebih jelasnya bisa diikuti dari tutorial berikut ini:

1. Siapkan kain, biasanya untuk jenis bisban ini saya akan pakai kain dengan ukuran panjang minimal 1/2 meter (50 cm x lebar kain). Tujuannya agar bisban yang dihasilkan mempunyai panjang yang sesuai, tidak terlalu banyak sambungannya jika nanti kita perlu bisban yang panjang. Tapi, kalau memang kita hanya perlu bisban yang pendek, maka 1/4 meter kain (25 cm x lebar kain) pun sudah bisa digunakan. Posisikan kain terbalik seperti gambar di bawah ini:

penyiapan kain
penyiapan kain

2. Kemudian tarik ujung kain dan lipat ke arah dalam mengikuti arah diagonal/miring/serong, seperti ini:


lipat kain arah diagonal
lipat kain arah diagonal

3. Kain dilipat sampai sama rata ke pinggiran kain, sesuai dengan panjang kain yang kita ada (1/2 atau 1/4 meter). Perhatikan gambar di bawah. Biarkan saja kain yang berlebihan di sebelah kiri.


lipatan rata dengan pinggiran
lipatan rata dengan pinggiran

4. Atur posisi lipatan kain lurus di atas cutting mat. Pemotongan kain dilakukan menurut arah yang ditunjukkan di dalam gambar berikut:

persiapan pemotongan kain
persiapan pemotongan kain

5. Setelah dipotong, maka akan terdapat dua bagian kain, yaitu bagian 1 dan bagian 2. Untuk lebih jelas perhatikan gambar yang diberikan. Kedua bagian ini dapat digunakan untuk membuat bisban lengkung atau bias tape.

bagian kain yang telah dipotong
bagian kain yang telah dipotong
6. Dalam tutorial ini, saya pilih kain bagian 1. Kain ini siap untuk kita potong lagi menjadi bias tape.

kain bagian 1
kain bagian 1
7. Selanjutnya lipat dua kain tersebut, untuk lebih jelasnya bisa dilihat di gambar berikut ini:

kain dilipat dua
kain dilipat dua

8. Kemudian lipat lagi sehingga menjadi empat lipatan. Perhatikan gambar di bawah ini:

kain dilipat empat
kain dilipat empat
Lipatan kain juga nantinya akan sampai ke bagian kain yang berlebih di sebelah kiri tadi (lihat cara nomor 3). Lipat saja kain mengikut arah lipatan pertama.


9. Langkah selanjutnya adalah memotong kain dengan ukuran lebar sesuai yang diperlukan. Saat memotong ini, sejajarkan lipatan kain bagian bawah dengan cutting mat, agar potongan kain yang dihasilkan lurus, tidak bengkok-bengkok. 

pemotongan bisban sesuai ukuran
pemotongan bisban sesuai ukuran

Note: Kalau menggunakan gunting, tandakan lebar yang diinginkan terlebih dahulu baru kemudian dipotong. Agar pemotongan lebih mudah dan tidak terlalu tebal, maka kain tidak perlu dilipat sampai empat, cukup dilipat dua saja.

10. Dan beginilah bias tape yang telah siap dipotong. Gulungkan bisban lengkung ini di karton tebal atau bekas gelondongan benang. Bisa juga lipat saja dengan rapi dan simpan dalam plastik atau kotak. Bias tape siap digunakan kapan diperlukan.

bisban lengkung yang telah siap
bisban lengkung yang telah siap

Untuk proses penyambungan dua potongan bisban dapat dilihat di postingan Bagian Pertama membuat bisban sendiri. Ok teman-teman, semoga tutorial sederhana ini bisa membantu untuk semakin melancarkan proses jahit menjahitnya. Selamat mencoba...^^

Kalau ada yang kurang dimengerti, silahkan isi kolom komennya yaa..? Insyaallah secepat mungkin akan saya balas...